Wednesday 12 December 2012

Sudah Setua Sejarah

     Apa perlu kita saling menghina Kepercayaan satu dan yang lainnya?
     Dan berpandangan bahwa Ajaran akulah yang paling benar!! Paling Allah..!! Paling ber Tuhan...!! Paling mendapatkan tempat di surga...
     Sebenarnya apa inti dari semuanya ini??
     Kekuasaan??
         Pengakuan???
    Atau Pendukung???

Jika kembali diresapi dengan sungguh-sungguh, dan kembalikan hati kita pada titik nol.... dimana tidak ada dengki, iri, dan amarah dalam pikiran kita... cobalah kita mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini ..
         Apa makna sebenarnya Agamamu???
         APa yang kalian Pelajari di dalamnya???

Semuanya mengajarkan tentang KEBAIKAN dan CINTA KASIH...!!!!!!
Lalu bagi kalian yang merasa bahwa agama yang lain itu adalah agama palsu...dimanakah letak kepalsuannya???
Lalu apa pendapat kalian tentang orang yang berderajat dan berpangkat yang sering memalsukan agama orang lain dan bunuh apa yang tidak sejalan didalam pikirannya?

Monday 22 October 2012

I Built My Own Kingdom Independent

     Sadar sebagai seorang manusia yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat, dengan kehidupan yang keras dan siap memangsa kita di setiap saat.
    Perlu keberanian yang exstra untuk mendobrak kerasnya kehidupan, berspekulasi untuk mandiri dan mulai membangun sebuah kerajaan dengan keringat kita sendiri.
     Perjuangan, pengorbanan dan proses adalah awal dari pondasi kerajaan ini. Dan target menjadi apa kerajaan kita nanti adalah kejayaannya.
     Kerajaan kebebasan, kerajaan pengakuan diri, kerajaan kehormatan, kerajaan pangkat dan masih banyak kerajaan-kerajaan lain dengan bermacam-macam rajanya yang menjadi sebuah obsesi hidup kita.
     Ini adalah kehidupan dimana semuanya menjadi bebas, bebas bersaing dan bebas membangun kerajaan kita masing-masing.
     Dan slogan " I BUILT MY OWN KINGDOM INDEPENDENT" adalah sebagai wujud bahwa kita adalah manusia yang berakal, berjiwa dan berbudi yang siap menjadi raja diatas kerajaan kita masing-masing.

Inilah Keputusan Hidup kita

     Kadang kekalutan dan kebimbangan membawa kita kedalam keadaan dimana kita dituntut untuk berfikir dan merubah hidup kita menjadi lebih baik.
     Unggah-ungguh dan tepo seliro menjadi kunci peredam nafsu, agar kita tidak terjatuh dalam kesombongan yang menyeret kita menuju kehancuran.
     Seimbang dengan pola hidup dan mencoba bersabar sangatlah sulit untuk dijalankan, dan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.
     Perlahan tapi pasti, jika kita berusaha dan tetap rendah diri atas apa yang kita capai dan tidak menyombongkan kesuksesan yang telah kita tempuh, maka bisa dikatakan kita menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang bijaksana dan berisi.
     Kadang kita telah mencoba segala hal untuk mencapai sebuah kesuksesan namun gagal yang berkali-kali membuat kita putus asa.
    Inilah yang disebut dengan transformasi hidup, jika kita kuat untuk bersabar dan mencoba lagi, kesuksesan itu ada di depan mata.
     Apa orientasi kesuksesan itu hanyalah uang?
    Bisa iya, bisa juga tidak, karena sudut pandang kita tentang kesuksesan dan menjadi manusia yang seutuhnya adalah berbeda, tergantung tiap-tiap individu menafsirkannya!
    Ini adalah proses dimana kita diolah untuk menentukan diri kita. Seperti seekor ulat yang berubah menjadi kepompong dan akhirnya terbang setelah menjadi kupu-kupu.
   Inilah proses hidup dimana suatu saat kita dihadapkan pada suatu keputusan-keputusan yang akan merubah hidup kita.
   Proses ini bisa dikatakan dengan judi, jika kita tepat mengambil keputusan itu kita akan menang dan sukses itu menjadi bagian dari kita, namun sebaliknya jika kita keliru dengan keputusan yang kita ambil bisa jadi kita jatuh dan me mulai dari nol lagi.
   Tuhan adalah yang terpenting dalam proses ini, karena tidak mungkin kalau kita menggantungkan proses ini kepada orang lain. ini menyangkut masa depan kita, ini adalah pilihan kita! jadi hanya diri kita dan Tuhan yang ada didalamnya.
   Ini bukanlah suatu hal yang ngawur atau sok tau dari diri saya untuk menulis blog ini.
   Tapi cobalah kita bercermin pada kehidupan kita, dimana kita dihadapkan pada suatu keputusan-keputusan yang sulit, kita ambil sebagai contoh : saat kita menikah kita menentukan pasangan hidup kita, ini juga termasuk suatu keputusan hidup, kedua, kita memilih suatu perusahaan B untuk kita bekerja, dan pilihan kita tepat atau tidak jika kita bekerja di perusahaan tersebut? ketiga jika suatu saat kita dihadapkan pada suatu konflik intern keluarga dan sampai kita memilih untuk menceraikan isteri/suami kita, itu juga termasuk suatu keputusan-keputusan yang tidak sepele, itu sudah diatur oleh Tuhan! hanya tergantung kita memilih jalan yang mana?
   Masih banyak proses-proses perubahan yang kita sadari maupun tidak di dalam hidup kita ini, dan salah satunya dimulai dengan sebuah pilihan yang berat.
  Semua itu bukanlah kebetulan, semua itu adalah proses yang harus kita jalani untuk menjadi kan diri kita seperti apa?
     Banyak jalan, banyak keputusan yang diberikan oleh Tuhan untuk kita, untuk memilih masa depan kita dan hanya satu jalan yang terbaiklah yang kita harapkan.!

Thursday 18 October 2012

Dia yang Membangkitkanku

         Samar-samar aku dengar suara tangisan di dekatku.
 Ya..... itu tangisan seorang ibu janda, dan aku kenal suara itu. Ibuku menangis di dekatku, tepat diatas dadaku. 
        Dalam keherananku, rasa penasaran, aku bertanya dalam hati "KENAPA?" 
      "KENAPA KAU MENANGIS IBU?? APA YANG KAU TANGISI??.. 
Ragaku yang terbaring saat ini, tidak bisa aku gerakkan sama sekali. 

        Suara ini... hanya dalam hati aku berguman. 
Aku lihat Penduduk Nain pun mulai berdatangan kerumahku.... 

    "APA INI..??" 
Aku lihat Simon, seorang tetua di kota Nain datang menghampiri ibuku, seolah-olah memberikan ketenangan padanya.

   "HEY...ADA APA INI?? 
Apa yang mereka perbuat kepadaku?? mereka memandikanku..

Aneh...

Tubuhku masih lemas..tak bisa aku gerakkan sama sekali.!! 

      Suara tangisan Ibuku dan saudara-saudaraku pun kian terdengar olehku.
Dan mereka mulai meletakkan tubuhku dalam usungan orang mati.

             "APA INI....???"
                                  "MATIKAH AKU...???"
         "BENARKAH AKU MATI.....????"
Aku terus berteriak-teriak dalam kekalutanku, memohon kepadaNya jika memang aku mati untuk menunda kematianku dan mengembalikan aku pada ibuku dan penduduk kota Nain...

         "AKU BELUM SIAP...!!!"
                                "AKU MASIH MUDA....!!!"
"OH...TIDAK....!!!!""""""

      Tidak ada yang mendengarkanku saat ini, namun aku terus berteriak-teriak!!!
 Namun mereka seakan-akan tidak melihatku....
                 Seperti ingin menangis rasanya...!!!!
                        Tapi ini percuma....!!!
Tak ada yang bisa aku lakukan.

   Penduduk kota Nain mulai mengangkat ragaku.....
      Oh... inikah menuju pemakamanku???
   Mereka berarak sepanjang kota..dan aku hanya PASRAH!!!
Diatas usungan ini aku hanya terus berdo'a, dan sesekali menangis...

      "AMPUNI SEGALA DOSAKU YA ALLAH...."

Sesampainya di dekat Gerbang kota Nain, aku rasakan rombongan pelayat ini berhenti.

    Aku dengar suara yang begitu lembut dan berwibawa menyapa ibuku...
  "Jangan menangis !". Katanya, sambil ia menyentuh usunganku.
Kurasakan suatu hawa dan energi yang aneh dari tanganlembut lelaki ini...

   Ia menyentuh ragaku dan berkata 
                 "HAI ANAK MUDA, AKU BERKATA KEPADAMU, BANGIKTLAH...!!!"

Dan seperti terjerembab ke dalam lubang yang sangat besar dan dahsyat....dan aku mulai bisa menggerakkan tubuhku.

      Aneh...!!
   Aku bangun dan kucoba untuk duduk diatas usungan ini.
Kulihat semua penduduk kota Nain merasa heran dan ketakutan.

Ya...orang ini yang telah membangkitkan aku dari alam matiku.

     Sebuah kuasa yang besar menyentuhku...
Orang itu mulai menggandengku dan menyerahkan aku pada ibu jandaku.

     Ibuku memelukku sambil tak henti-hentinya berterima kasih dengan lelaki itu.
Sesaat aku lihat lelaki itu pergi dengan dua belas temannya meninggalkan kami..

     Dalam batinku tersimpan ribuan pertanyaan tentang lelaki itu.
Di kota Nain ini ribuan kerinduan akan sentuhanNya yang lembut dan berkuasa.

Entah siapa Dia, sampai saat aku tua ini aku tidak tahu!

        Yang jelas di Kota Nain ini Dia dengan penuh kuasa dan Kasihnya telah membangkitkan aku dari Alam Matiku.

Tikus, Babi, Kucing dan Ular

                         Disini seperti Ruang dimana segala pertarungannya adalah sah....
 Entah itu teman atau lawan hajar habis... yang penting Nafsu dan perut terpenuhi!
                         Dan saya berperan sebagai Kucing disini, dimana ada Ular, Tikus, dan Babi yang menjadi satu dalam ruang lingkup saya.
                         Sebenarnya peraturannya sangatlah mudah, siapa yang kuat dan pintar dialah yang menang. Dan disini Tikus adalah pialannya! Sedangkan Babi hanyalah pemantau pelengkap antara Ular dan Kucing.
                         Keempatnya sebenarnya sama.....! sama-sama Goblok dan tidak punya malu.
Babi sendiri adalah sombong yang besar, dimana sebenarnya dia hanya menjadi bahan tertawaan tiga temannya.

                         Sifat ingin menang sendiri dan suka berteriak Grok....grok...dengan keras!
                         Babi hanyalah seperti pintar, padahal Tolol! berjalan berlenggak-lenggok tanpa tujuan, dan sering menginjak-injak temannya.
                         Itulah Babi....Seekor Gemuk yang bertuan dan pemalas!
                       Berbeda dengan Ular...!
               Ular sendiri adalah licik yang dahsyat!
Bertahan dari lapar dan kenyang atas apa disekitarnya.

                       Racun ular yang berbisa melumpuhkan mangsanya dalam sekejap!
               Licik...bahkan tak ada hati, berlenggak-lenggok mengeliat, memeluk, dan hap....!! mangsanya lumpuh!
                            Kadang Ular tidak terlihat karena liciknya..!
                  Tapi Ular memangsa dengan pasti, dua atau tiga sekaligus dengan bisannya!
                                Itulah Ular... seekor pemangsa tanpa hati.
Bagaimana Dengan tikus?

            Tikus adalah piala yang tolol, kadang munafik dan menebarkan lezat bagi pemangsannya.
                    Tikus yang kecil sangat cepat berlari dan menipun.
                         Bersembunyi dan menutupi kemunafikannya dengan aromanya yang lezat!
   Tikus tolol itu kadang jatuh kedalam pelukan ular, namun sesaat kemudian berlari melepaskan diri kearah kucing dengan kembali menebarkan aromanya yang lezat.
               Ya..!! Tikus adalah mangsa yang lezat dan Tolol.... namun munafik!

Lalu Siapakah kucing?

      Kucing adalah yang tergoblok yang pernah ada, mudah terpikat dengan aroma tikus yang lezat, menyiapkan cakar dan taringnya untuk menerkam mangsanya...
                  Namun HAPPP....!!! 
     Mangsanya lari dan diterkam Ular
               Namun Tikus lari lagi.
  Kasian sekali Kucing? 
                           Ya, kucing tidak semahir ular dalam berburu, kucing tidak punya bisa, hanya cakar dan taring yang mulai tumpul sebagai andalannya.
      Kucingpun penakut!!
         Penakut dengan mangsanya dan penakut kepada Ular.
Lalu siapakah pemenang dalam pertarungan ini??

         Babi.....Kucing....Atau Ular????
Bukan Semuannya!

Pemenangnya adalah tikus dengan segala kelincahannya mempermainkan Pemangsa-pemangsannya.

Saya dan Mereka

                Saya sadar bahwa kita itu terlahir dengan istimewa, dan diselimuti dengan keajaiban!, kenapa ajaib?? ya, saya bisa bernafas, berlari, tertawa, dll, bukankah itu suatu yang ajaib? yang manusia manapun gak bisa menciptakannya? tapi kadang, dengan posisi kita sebagai manusia yang dibekali dengan keajaiban-keajaiban itu kita lupa dengan posisi diri sendiri yang seharusnya saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya. Cobalah tengok sesekali waktu ke arah waktu yang lampau, kita pernah sesekali waktu marah dengan teman kita dan susah untuk memaafkannya walau sedikit pun, memang sulit untuk memaafkannya, tapi pandanglah dari segi yang lain, pandanglah bahwa teman kamu yang membuat kamu marah itu adalah ISTIMEWA, kenapa?? ya karena teman kamu yang kadang menjengkelkan, kadang membuat kamu marah itu TIDAK ada duannya di muka bumi ini!!! katakanlah si A, dia itu jahat, congkak, dan memuakkan, TAPI itulah dia si A, yang berperan menjadi orang yang jahat, congkak, dan memuakkan, tidak ada yang lain yang menggantikan posisi si A. .. dan kita akan merasa menyesal jika kita tidak bisa memaafkan si A, karena kalo kita kehilangan si A, maka tidak ada lagi si A yang berikutnya!!! 
          Semua ada kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan kita semua tercipta dengan peran kita masing-masing, kenapa kita tidak mencoba untuk MENERIMA bahkan menutup kekurang dari teman-teman kita?? sehingga kita bisa menjadi SUATU yang menuju SEMPURNA?? 
             Jika kita sadar bahwa juataan manusia di muka bumi ini tidaklah ada yang SAMA!! semua berbeda-beda sifat maupun tekstur tubuhnya, maka kita akan tahu betapa BESARNYA karya TUHAN disana... lalu kenapa kita mesti saling memusuhi teman-teman kita?? saling menjelek-jelekkan mereka?? saling memandang rendah satu dengan yang lainnya?? saling menganggap bahwa SAYA lah yang paling BENAR??
                     Kebenaran ITU bukan milik kita, hanya TUHAN yang mempunyai KEBENARAN itu...kenapa kita musti ribut mencari-cari kebenaran hanya dengan AKAL kita yang hanya sebesar batok kelapa ini?? dan jika kita MATI, maka busuklah otak kita ini, dan kebenaran yang kita cari dengan OTAK kita inipun akan ikut busuk bersama dengan daging-daging kita...
                  Kita bukanlah yang paling BAIK, bukan yang paling BENAR, dan kita masih banyak kekurangan yang kita milik, kita semua adalah sama!! sama-sama bisa merasakan SAKIT, dan sama-sama nanti AKAN mati...!! jadi HARGAILAH teman-teman dan orang - orang di sekeliling kita, janganlah menebarkan peperangan yang didasari dengan kebencian satu sama lain, sekali lagi pandanglah orang-orang disekeliling kita bahwa mereka sungguh sangatlah ISTIMEWA!!

Nyanyian Musa

        Bising suara batu yang terpukul oleh paluku semakin membuat sesak kebebasan jiwa dan ragaku, dan cambuk orang-orang penguasa yang setiap detik merobek kulitku semakin membuat gerah amarahku. Dalam hati ingin aku bunuh mereka dengan belati tajamku, mengoyak jantung mereka dan menginjak-injak hati mereka diatas gurun pasir ini.
      Ya....aku seorang kaum yang didalam kemalanganku menjadi budak kaum penguasa. Dewa atau Allah dari mana yang menyertai mereka? hingga mereka bebas menginjak-injak kebebasan dan harga diri kami?.
          Dan hari ini dalam kelemahanku, teriakan-teriakan kaum penguasa dan cacian mereka membuat amarahku memuncak. Saat cambuk mereka mengenai kulitku untuk sekian kalinya dengan sisa tenagaku aku lemparkan sebongkah batu kearah mereka, sehingga matilah salah satu diantara mereka.
           Mereka marah! ya.... kamu penguasa itu terlihat sangat marah padaku, tanpa berfikir panjang akupun lari dengan sekuat tenagaku. Saat mereka mengejar untuk membunuhku, aku hanya berlari dan memohon keselamatan pada Allahku, lari dan terus lari aku menuju arah dimana tanah Midian berada.
             "Habislah aku.....!"
             Para penguasa itu terus memburuku saat ini, dan tak tau harus lari kemana aku kini?. Nafasku berat dan terengah-engah, padang gurun ini sepertinya menjadi siksaanku yang kedua, dan aku terus berjalan dan berlari diatas pasir yang panas ini.
           Sampailah aku ditanah Midian ini, dimana aku temukan sumber air disini. Aku berhenti sejenak dalam pelarianku, aku puaskan meminum berteguk-teguk air jernih ini.
           Belum puas aku bercengkrama dengan air-air ini aku mendengar deru kaki kuda dari kaum penguasa. Sial....! mereka tak lelahnya mengejarku, dan tidak mengijinkan aku untuk sedetikpun beristirahat.
             Aku masih berlari dan terus berlari dalam kebingungan dan rasa bersalahku telah membunuh kaum penguasa itu. Dan kini aku berlari tanpa tujuan.
             Haus dan lapar menyertai aku dalam pelarianku kini, dan semakin lemahlah langkahku. Kini aku hanya berpasrah, aku hentikan langkahku dan sedikit menarik nafas dalam-dalam. Angin dan debu di gurun ini sangat  besar dan kuat sehingga sesaklah nafasku.
            Dalam kepasrahanku ini samar-samar aku dengar suara alunan seruling yang indah, dengan nyanyian-nyanyian pujian yang megah kepada Allah, sungguh perasaanku menjadi tenang mendengarnya, sehingga berkuranglah rasa lapar dan hausku.
             Bersamaan dengan itu datanglah berpuluh-puluh burung puyuh kecil yang terbang rendah sekali, sehingga mudah bagiku untuk menangkapnya, dan pada pagi hari disekelilingku dipenuhi dengan tepung halus dan bersisik seperti embun beku di bumi, dan tepung ini dapat aku makan! Selain itu tiba-tiba datanglah embun-embun yang keluar dari pasir-pasir ini, seakan mereka muncul sebagai makanan dan minuman bagiku, maka kenyanglah aku!
             Namun perasaan tenangku ini tiba-tiba terkejutkan oleh getaran-getaran pasir yang begitu hebat. Ya....ini adalah getaran langkah kuda para penguasa yang tak lelah mencariku untuk mencincangku!
            "Ya Allahku, tolonglah aku....!" Batinku dalam hati.
           Dalam ketakutanku yang begitu hebat, tanpa berfikir panjang aku berlari dengan sekuat tenagaku, berlari dan tanpa tujuan.
           Namun langkahku terhenti saat ini dalam suatu tempat di Rafidim, tempat ini begitu sunyi dan sangat sunyi, hanya anyir darah yang menusuk hidungku, ya.... bau darah dimana-mana membuat bulu kudukku merinding. Tanah ini telah berubah menjadi merah karena darah, ratusan bahkan ribuan mayat orang-orang Amalek tergeletak tak berdaya, mereka mati....! Aku terus bejalan diantara mayat-mayat ini dan aku dapatkan sebuah mesbah dengan tulisan "Tuhanlah panji-panjiku!"
         Pertanyaan dalam hatiku untuk saat ini, siapakah yang berperang dengan orang-orang Amalek ini, dan mengalahkan mereka dengan mata pedangnya?
          Semakin lama aku berdiam disini, di  tanah Rafidim ini maka semakin takutlah aku.
          Namun ketakutanku terkikis oleh nyanyian pujian kepada Allah dengan alunan seruling bambu yang kembali terdengar di telingaku.
          Nyanyian ini begitu Agung, melodi-melodi pujiannya begitu megah seakan penyairnya berserah diri kepada Allah atas kemenangan terhadap musuhnya.
          Dan entah mengapa kakiku berayun mengikuti melodi-melodi nyanyian itu. Ratusan bahkan ribuan mil kakiku telah menapak bersama nyanyian itu, akan tetapi hanya seperti sejengkal langkah aku merasakannya. 
          Ya.... beban beratku hilang karena perasaan damai dengan nyanyian itu. Nyanyian tentang Allah yang belum pernah aku dengar dalam hidupku, nyanyian tentang kemenangan, kerendah hatian, dan kedamaian.
          Dan aku berfikir dalam pelarianku ini bahwa tujuan pemberhentianku dan rasa bersalahku akan terhenti dalam nyanyian itu.
            Dan sekali lagi Allahku mengabulkannya kepadaku...!!
             Didekat dataran Moab diatas gunung Nebo ini telah aku temukan seorang pria tua yang berdiri diantara ribuan rakyatnya dan bersenandung menyanyikan nyanyiannya . Nyanyian kedamaian yang telah aku dengar dalam kelemahanku, dan nyanyian ini pulalah yang menuntunku menuju kebebasan sejati.
            Pria tua itu terlihat berumur kira-kira seratus dua puluh tahun, namun pandangan matanya yang masih tajam menatap penuh harap dan kedamaian kepada rakyatnya dengan nyanyiannya. Pria tua ini masih terlihat kuat dan wibawa yang besar menyelimutinya.
            Pria tua ini menuntun beribu-ribu rakyatnya menuju tanah Kanaan. dan kini aku tau siapakah pria tua yang menyanyikan lagu-lagu pujian itu.
             Ya....Pria tua itu adalah Musa.