Monday 22 October 2012

I Built My Own Kingdom Independent

     Sadar sebagai seorang manusia yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat, dengan kehidupan yang keras dan siap memangsa kita di setiap saat.
    Perlu keberanian yang exstra untuk mendobrak kerasnya kehidupan, berspekulasi untuk mandiri dan mulai membangun sebuah kerajaan dengan keringat kita sendiri.
     Perjuangan, pengorbanan dan proses adalah awal dari pondasi kerajaan ini. Dan target menjadi apa kerajaan kita nanti adalah kejayaannya.
     Kerajaan kebebasan, kerajaan pengakuan diri, kerajaan kehormatan, kerajaan pangkat dan masih banyak kerajaan-kerajaan lain dengan bermacam-macam rajanya yang menjadi sebuah obsesi hidup kita.
     Ini adalah kehidupan dimana semuanya menjadi bebas, bebas bersaing dan bebas membangun kerajaan kita masing-masing.
     Dan slogan " I BUILT MY OWN KINGDOM INDEPENDENT" adalah sebagai wujud bahwa kita adalah manusia yang berakal, berjiwa dan berbudi yang siap menjadi raja diatas kerajaan kita masing-masing.

Inilah Keputusan Hidup kita

     Kadang kekalutan dan kebimbangan membawa kita kedalam keadaan dimana kita dituntut untuk berfikir dan merubah hidup kita menjadi lebih baik.
     Unggah-ungguh dan tepo seliro menjadi kunci peredam nafsu, agar kita tidak terjatuh dalam kesombongan yang menyeret kita menuju kehancuran.
     Seimbang dengan pola hidup dan mencoba bersabar sangatlah sulit untuk dijalankan, dan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.
     Perlahan tapi pasti, jika kita berusaha dan tetap rendah diri atas apa yang kita capai dan tidak menyombongkan kesuksesan yang telah kita tempuh, maka bisa dikatakan kita menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang bijaksana dan berisi.
     Kadang kita telah mencoba segala hal untuk mencapai sebuah kesuksesan namun gagal yang berkali-kali membuat kita putus asa.
    Inilah yang disebut dengan transformasi hidup, jika kita kuat untuk bersabar dan mencoba lagi, kesuksesan itu ada di depan mata.
     Apa orientasi kesuksesan itu hanyalah uang?
    Bisa iya, bisa juga tidak, karena sudut pandang kita tentang kesuksesan dan menjadi manusia yang seutuhnya adalah berbeda, tergantung tiap-tiap individu menafsirkannya!
    Ini adalah proses dimana kita diolah untuk menentukan diri kita. Seperti seekor ulat yang berubah menjadi kepompong dan akhirnya terbang setelah menjadi kupu-kupu.
   Inilah proses hidup dimana suatu saat kita dihadapkan pada suatu keputusan-keputusan yang akan merubah hidup kita.
   Proses ini bisa dikatakan dengan judi, jika kita tepat mengambil keputusan itu kita akan menang dan sukses itu menjadi bagian dari kita, namun sebaliknya jika kita keliru dengan keputusan yang kita ambil bisa jadi kita jatuh dan me mulai dari nol lagi.
   Tuhan adalah yang terpenting dalam proses ini, karena tidak mungkin kalau kita menggantungkan proses ini kepada orang lain. ini menyangkut masa depan kita, ini adalah pilihan kita! jadi hanya diri kita dan Tuhan yang ada didalamnya.
   Ini bukanlah suatu hal yang ngawur atau sok tau dari diri saya untuk menulis blog ini.
   Tapi cobalah kita bercermin pada kehidupan kita, dimana kita dihadapkan pada suatu keputusan-keputusan yang sulit, kita ambil sebagai contoh : saat kita menikah kita menentukan pasangan hidup kita, ini juga termasuk suatu keputusan hidup, kedua, kita memilih suatu perusahaan B untuk kita bekerja, dan pilihan kita tepat atau tidak jika kita bekerja di perusahaan tersebut? ketiga jika suatu saat kita dihadapkan pada suatu konflik intern keluarga dan sampai kita memilih untuk menceraikan isteri/suami kita, itu juga termasuk suatu keputusan-keputusan yang tidak sepele, itu sudah diatur oleh Tuhan! hanya tergantung kita memilih jalan yang mana?
   Masih banyak proses-proses perubahan yang kita sadari maupun tidak di dalam hidup kita ini, dan salah satunya dimulai dengan sebuah pilihan yang berat.
  Semua itu bukanlah kebetulan, semua itu adalah proses yang harus kita jalani untuk menjadi kan diri kita seperti apa?
     Banyak jalan, banyak keputusan yang diberikan oleh Tuhan untuk kita, untuk memilih masa depan kita dan hanya satu jalan yang terbaiklah yang kita harapkan.!

Thursday 18 October 2012

Dia yang Membangkitkanku

         Samar-samar aku dengar suara tangisan di dekatku.
 Ya..... itu tangisan seorang ibu janda, dan aku kenal suara itu. Ibuku menangis di dekatku, tepat diatas dadaku. 
        Dalam keherananku, rasa penasaran, aku bertanya dalam hati "KENAPA?" 
      "KENAPA KAU MENANGIS IBU?? APA YANG KAU TANGISI??.. 
Ragaku yang terbaring saat ini, tidak bisa aku gerakkan sama sekali. 

        Suara ini... hanya dalam hati aku berguman. 
Aku lihat Penduduk Nain pun mulai berdatangan kerumahku.... 

    "APA INI..??" 
Aku lihat Simon, seorang tetua di kota Nain datang menghampiri ibuku, seolah-olah memberikan ketenangan padanya.

   "HEY...ADA APA INI?? 
Apa yang mereka perbuat kepadaku?? mereka memandikanku..

Aneh...

Tubuhku masih lemas..tak bisa aku gerakkan sama sekali.!! 

      Suara tangisan Ibuku dan saudara-saudaraku pun kian terdengar olehku.
Dan mereka mulai meletakkan tubuhku dalam usungan orang mati.

             "APA INI....???"
                                  "MATIKAH AKU...???"
         "BENARKAH AKU MATI.....????"
Aku terus berteriak-teriak dalam kekalutanku, memohon kepadaNya jika memang aku mati untuk menunda kematianku dan mengembalikan aku pada ibuku dan penduduk kota Nain...

         "AKU BELUM SIAP...!!!"
                                "AKU MASIH MUDA....!!!"
"OH...TIDAK....!!!!""""""

      Tidak ada yang mendengarkanku saat ini, namun aku terus berteriak-teriak!!!
 Namun mereka seakan-akan tidak melihatku....
                 Seperti ingin menangis rasanya...!!!!
                        Tapi ini percuma....!!!
Tak ada yang bisa aku lakukan.

   Penduduk kota Nain mulai mengangkat ragaku.....
      Oh... inikah menuju pemakamanku???
   Mereka berarak sepanjang kota..dan aku hanya PASRAH!!!
Diatas usungan ini aku hanya terus berdo'a, dan sesekali menangis...

      "AMPUNI SEGALA DOSAKU YA ALLAH...."

Sesampainya di dekat Gerbang kota Nain, aku rasakan rombongan pelayat ini berhenti.

    Aku dengar suara yang begitu lembut dan berwibawa menyapa ibuku...
  "Jangan menangis !". Katanya, sambil ia menyentuh usunganku.
Kurasakan suatu hawa dan energi yang aneh dari tanganlembut lelaki ini...

   Ia menyentuh ragaku dan berkata 
                 "HAI ANAK MUDA, AKU BERKATA KEPADAMU, BANGIKTLAH...!!!"

Dan seperti terjerembab ke dalam lubang yang sangat besar dan dahsyat....dan aku mulai bisa menggerakkan tubuhku.

      Aneh...!!
   Aku bangun dan kucoba untuk duduk diatas usungan ini.
Kulihat semua penduduk kota Nain merasa heran dan ketakutan.

Ya...orang ini yang telah membangkitkan aku dari alam matiku.

     Sebuah kuasa yang besar menyentuhku...
Orang itu mulai menggandengku dan menyerahkan aku pada ibu jandaku.

     Ibuku memelukku sambil tak henti-hentinya berterima kasih dengan lelaki itu.
Sesaat aku lihat lelaki itu pergi dengan dua belas temannya meninggalkan kami..

     Dalam batinku tersimpan ribuan pertanyaan tentang lelaki itu.
Di kota Nain ini ribuan kerinduan akan sentuhanNya yang lembut dan berkuasa.

Entah siapa Dia, sampai saat aku tua ini aku tidak tahu!

        Yang jelas di Kota Nain ini Dia dengan penuh kuasa dan Kasihnya telah membangkitkan aku dari Alam Matiku.

Tikus, Babi, Kucing dan Ular

                         Disini seperti Ruang dimana segala pertarungannya adalah sah....
 Entah itu teman atau lawan hajar habis... yang penting Nafsu dan perut terpenuhi!
                         Dan saya berperan sebagai Kucing disini, dimana ada Ular, Tikus, dan Babi yang menjadi satu dalam ruang lingkup saya.
                         Sebenarnya peraturannya sangatlah mudah, siapa yang kuat dan pintar dialah yang menang. Dan disini Tikus adalah pialannya! Sedangkan Babi hanyalah pemantau pelengkap antara Ular dan Kucing.
                         Keempatnya sebenarnya sama.....! sama-sama Goblok dan tidak punya malu.
Babi sendiri adalah sombong yang besar, dimana sebenarnya dia hanya menjadi bahan tertawaan tiga temannya.

                         Sifat ingin menang sendiri dan suka berteriak Grok....grok...dengan keras!
                         Babi hanyalah seperti pintar, padahal Tolol! berjalan berlenggak-lenggok tanpa tujuan, dan sering menginjak-injak temannya.
                         Itulah Babi....Seekor Gemuk yang bertuan dan pemalas!
                       Berbeda dengan Ular...!
               Ular sendiri adalah licik yang dahsyat!
Bertahan dari lapar dan kenyang atas apa disekitarnya.

                       Racun ular yang berbisa melumpuhkan mangsanya dalam sekejap!
               Licik...bahkan tak ada hati, berlenggak-lenggok mengeliat, memeluk, dan hap....!! mangsanya lumpuh!
                            Kadang Ular tidak terlihat karena liciknya..!
                  Tapi Ular memangsa dengan pasti, dua atau tiga sekaligus dengan bisannya!
                                Itulah Ular... seekor pemangsa tanpa hati.
Bagaimana Dengan tikus?

            Tikus adalah piala yang tolol, kadang munafik dan menebarkan lezat bagi pemangsannya.
                    Tikus yang kecil sangat cepat berlari dan menipun.
                         Bersembunyi dan menutupi kemunafikannya dengan aromanya yang lezat!
   Tikus tolol itu kadang jatuh kedalam pelukan ular, namun sesaat kemudian berlari melepaskan diri kearah kucing dengan kembali menebarkan aromanya yang lezat.
               Ya..!! Tikus adalah mangsa yang lezat dan Tolol.... namun munafik!

Lalu Siapakah kucing?

      Kucing adalah yang tergoblok yang pernah ada, mudah terpikat dengan aroma tikus yang lezat, menyiapkan cakar dan taringnya untuk menerkam mangsanya...
                  Namun HAPPP....!!! 
     Mangsanya lari dan diterkam Ular
               Namun Tikus lari lagi.
  Kasian sekali Kucing? 
                           Ya, kucing tidak semahir ular dalam berburu, kucing tidak punya bisa, hanya cakar dan taring yang mulai tumpul sebagai andalannya.
      Kucingpun penakut!!
         Penakut dengan mangsanya dan penakut kepada Ular.
Lalu siapakah pemenang dalam pertarungan ini??

         Babi.....Kucing....Atau Ular????
Bukan Semuannya!

Pemenangnya adalah tikus dengan segala kelincahannya mempermainkan Pemangsa-pemangsannya.

Saya dan Mereka

                Saya sadar bahwa kita itu terlahir dengan istimewa, dan diselimuti dengan keajaiban!, kenapa ajaib?? ya, saya bisa bernafas, berlari, tertawa, dll, bukankah itu suatu yang ajaib? yang manusia manapun gak bisa menciptakannya? tapi kadang, dengan posisi kita sebagai manusia yang dibekali dengan keajaiban-keajaiban itu kita lupa dengan posisi diri sendiri yang seharusnya saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya. Cobalah tengok sesekali waktu ke arah waktu yang lampau, kita pernah sesekali waktu marah dengan teman kita dan susah untuk memaafkannya walau sedikit pun, memang sulit untuk memaafkannya, tapi pandanglah dari segi yang lain, pandanglah bahwa teman kamu yang membuat kamu marah itu adalah ISTIMEWA, kenapa?? ya karena teman kamu yang kadang menjengkelkan, kadang membuat kamu marah itu TIDAK ada duannya di muka bumi ini!!! katakanlah si A, dia itu jahat, congkak, dan memuakkan, TAPI itulah dia si A, yang berperan menjadi orang yang jahat, congkak, dan memuakkan, tidak ada yang lain yang menggantikan posisi si A. .. dan kita akan merasa menyesal jika kita tidak bisa memaafkan si A, karena kalo kita kehilangan si A, maka tidak ada lagi si A yang berikutnya!!! 
          Semua ada kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan kita semua tercipta dengan peran kita masing-masing, kenapa kita tidak mencoba untuk MENERIMA bahkan menutup kekurang dari teman-teman kita?? sehingga kita bisa menjadi SUATU yang menuju SEMPURNA?? 
             Jika kita sadar bahwa juataan manusia di muka bumi ini tidaklah ada yang SAMA!! semua berbeda-beda sifat maupun tekstur tubuhnya, maka kita akan tahu betapa BESARNYA karya TUHAN disana... lalu kenapa kita mesti saling memusuhi teman-teman kita?? saling menjelek-jelekkan mereka?? saling memandang rendah satu dengan yang lainnya?? saling menganggap bahwa SAYA lah yang paling BENAR??
                     Kebenaran ITU bukan milik kita, hanya TUHAN yang mempunyai KEBENARAN itu...kenapa kita musti ribut mencari-cari kebenaran hanya dengan AKAL kita yang hanya sebesar batok kelapa ini?? dan jika kita MATI, maka busuklah otak kita ini, dan kebenaran yang kita cari dengan OTAK kita inipun akan ikut busuk bersama dengan daging-daging kita...
                  Kita bukanlah yang paling BAIK, bukan yang paling BENAR, dan kita masih banyak kekurangan yang kita milik, kita semua adalah sama!! sama-sama bisa merasakan SAKIT, dan sama-sama nanti AKAN mati...!! jadi HARGAILAH teman-teman dan orang - orang di sekeliling kita, janganlah menebarkan peperangan yang didasari dengan kebencian satu sama lain, sekali lagi pandanglah orang-orang disekeliling kita bahwa mereka sungguh sangatlah ISTIMEWA!!

Nyanyian Musa

        Bising suara batu yang terpukul oleh paluku semakin membuat sesak kebebasan jiwa dan ragaku, dan cambuk orang-orang penguasa yang setiap detik merobek kulitku semakin membuat gerah amarahku. Dalam hati ingin aku bunuh mereka dengan belati tajamku, mengoyak jantung mereka dan menginjak-injak hati mereka diatas gurun pasir ini.
      Ya....aku seorang kaum yang didalam kemalanganku menjadi budak kaum penguasa. Dewa atau Allah dari mana yang menyertai mereka? hingga mereka bebas menginjak-injak kebebasan dan harga diri kami?.
          Dan hari ini dalam kelemahanku, teriakan-teriakan kaum penguasa dan cacian mereka membuat amarahku memuncak. Saat cambuk mereka mengenai kulitku untuk sekian kalinya dengan sisa tenagaku aku lemparkan sebongkah batu kearah mereka, sehingga matilah salah satu diantara mereka.
           Mereka marah! ya.... kamu penguasa itu terlihat sangat marah padaku, tanpa berfikir panjang akupun lari dengan sekuat tenagaku. Saat mereka mengejar untuk membunuhku, aku hanya berlari dan memohon keselamatan pada Allahku, lari dan terus lari aku menuju arah dimana tanah Midian berada.
             "Habislah aku.....!"
             Para penguasa itu terus memburuku saat ini, dan tak tau harus lari kemana aku kini?. Nafasku berat dan terengah-engah, padang gurun ini sepertinya menjadi siksaanku yang kedua, dan aku terus berjalan dan berlari diatas pasir yang panas ini.
           Sampailah aku ditanah Midian ini, dimana aku temukan sumber air disini. Aku berhenti sejenak dalam pelarianku, aku puaskan meminum berteguk-teguk air jernih ini.
           Belum puas aku bercengkrama dengan air-air ini aku mendengar deru kaki kuda dari kaum penguasa. Sial....! mereka tak lelahnya mengejarku, dan tidak mengijinkan aku untuk sedetikpun beristirahat.
             Aku masih berlari dan terus berlari dalam kebingungan dan rasa bersalahku telah membunuh kaum penguasa itu. Dan kini aku berlari tanpa tujuan.
             Haus dan lapar menyertai aku dalam pelarianku kini, dan semakin lemahlah langkahku. Kini aku hanya berpasrah, aku hentikan langkahku dan sedikit menarik nafas dalam-dalam. Angin dan debu di gurun ini sangat  besar dan kuat sehingga sesaklah nafasku.
            Dalam kepasrahanku ini samar-samar aku dengar suara alunan seruling yang indah, dengan nyanyian-nyanyian pujian yang megah kepada Allah, sungguh perasaanku menjadi tenang mendengarnya, sehingga berkuranglah rasa lapar dan hausku.
             Bersamaan dengan itu datanglah berpuluh-puluh burung puyuh kecil yang terbang rendah sekali, sehingga mudah bagiku untuk menangkapnya, dan pada pagi hari disekelilingku dipenuhi dengan tepung halus dan bersisik seperti embun beku di bumi, dan tepung ini dapat aku makan! Selain itu tiba-tiba datanglah embun-embun yang keluar dari pasir-pasir ini, seakan mereka muncul sebagai makanan dan minuman bagiku, maka kenyanglah aku!
             Namun perasaan tenangku ini tiba-tiba terkejutkan oleh getaran-getaran pasir yang begitu hebat. Ya....ini adalah getaran langkah kuda para penguasa yang tak lelah mencariku untuk mencincangku!
            "Ya Allahku, tolonglah aku....!" Batinku dalam hati.
           Dalam ketakutanku yang begitu hebat, tanpa berfikir panjang aku berlari dengan sekuat tenagaku, berlari dan tanpa tujuan.
           Namun langkahku terhenti saat ini dalam suatu tempat di Rafidim, tempat ini begitu sunyi dan sangat sunyi, hanya anyir darah yang menusuk hidungku, ya.... bau darah dimana-mana membuat bulu kudukku merinding. Tanah ini telah berubah menjadi merah karena darah, ratusan bahkan ribuan mayat orang-orang Amalek tergeletak tak berdaya, mereka mati....! Aku terus bejalan diantara mayat-mayat ini dan aku dapatkan sebuah mesbah dengan tulisan "Tuhanlah panji-panjiku!"
         Pertanyaan dalam hatiku untuk saat ini, siapakah yang berperang dengan orang-orang Amalek ini, dan mengalahkan mereka dengan mata pedangnya?
          Semakin lama aku berdiam disini, di  tanah Rafidim ini maka semakin takutlah aku.
          Namun ketakutanku terkikis oleh nyanyian pujian kepada Allah dengan alunan seruling bambu yang kembali terdengar di telingaku.
          Nyanyian ini begitu Agung, melodi-melodi pujiannya begitu megah seakan penyairnya berserah diri kepada Allah atas kemenangan terhadap musuhnya.
          Dan entah mengapa kakiku berayun mengikuti melodi-melodi nyanyian itu. Ratusan bahkan ribuan mil kakiku telah menapak bersama nyanyian itu, akan tetapi hanya seperti sejengkal langkah aku merasakannya. 
          Ya.... beban beratku hilang karena perasaan damai dengan nyanyian itu. Nyanyian tentang Allah yang belum pernah aku dengar dalam hidupku, nyanyian tentang kemenangan, kerendah hatian, dan kedamaian.
          Dan aku berfikir dalam pelarianku ini bahwa tujuan pemberhentianku dan rasa bersalahku akan terhenti dalam nyanyian itu.
            Dan sekali lagi Allahku mengabulkannya kepadaku...!!
             Didekat dataran Moab diatas gunung Nebo ini telah aku temukan seorang pria tua yang berdiri diantara ribuan rakyatnya dan bersenandung menyanyikan nyanyiannya . Nyanyian kedamaian yang telah aku dengar dalam kelemahanku, dan nyanyian ini pulalah yang menuntunku menuju kebebasan sejati.
            Pria tua itu terlihat berumur kira-kira seratus dua puluh tahun, namun pandangan matanya yang masih tajam menatap penuh harap dan kedamaian kepada rakyatnya dengan nyanyiannya. Pria tua ini masih terlihat kuat dan wibawa yang besar menyelimutinya.
            Pria tua ini menuntun beribu-ribu rakyatnya menuju tanah Kanaan. dan kini aku tau siapakah pria tua yang menyanyikan lagu-lagu pujian itu.
             Ya....Pria tua itu adalah Musa.

Babi Gemuk Dan Ular Beludak



Dan disekitarku dipenuhi dengan Ular beludak berbisa
yang siap untuk melumatku secara tiba-tiba

Kadang mereka berperan sebagai Babi gemuk yang bertuan.

Hanya minoritas diantara mereka yang berperan sebagai Gabriel

Baik.... bahkan sungguh baik!

Namun Gabrielpun sesekali menikamku dengan belati peraknya,

menghunus jantungku hingga terkoyak!!


Inikah Dunia Tuhan....?

Dan apakah Peranku kini...?



Kadang akupun merasa menjadi salah satu diantara mereka...

bahkan kadang hilang dan terinjak begitu saja.



Sungguh aneh....!!

Babi gemuk itu kadang tertawa lepas dalam kemenangannya

seakan ular beludak itu tidak mampu mengalahkan kepintarannya,

Demikian pula dengan ular beludak itu,

yang selalu membusungkan dadanya dan bersikap sigap!

Seakan dialah yang paling hebat...!!

Dalam benak Ular beludak itu adalah Babi gemuk bukanlah apa-apa

dibandingkan dia...


Lalu aku diam dalam kebingunganku.....



Bertanyalah aku pada Gabriel.

" Jika demikian Siapakah yang terpintar diantara yang pintar....?

dan siapakah yang terhebat diantara yang hebat Gabriel....?

Jawab Gabriel " Akulah yang terpintar dan terhebat diantara keduanya.

Mereka hanyalah Ular beludak dan Seekor babi gemuk yang merasa pintar didalam kebodohannya....!"



Ya... Babi gemuk yang pintar itu hanya akan dijadikan sosis kaleng oleh tuannya, dan hanya tinggal tunggu waktu saja untuk mati....

Sedangkan Ular beludak itu hanya bermulut besar....!! yang tidak bisa berbuat apa-apa jika kita mencengkeram ekor mereka.



Sekarang aku mengerti bahwa mereka bukanlah apa-apa,

maka aku hanya akan DIAM dan mengamati keangkuhan dan kelicikan mereka, 

membiarkan mereka melakoni peran mereka masing-masing...!!



Aku hanya menyisakan satu pertanyaan dalam hidupku..!!

" Jika ular Beludak dan Babi gemuk bertuan itu bukanlah apa-apa, 

lalu orang macam apakah kamu Gabriel....?

Suatu Pagi di Betania

 

        Tubuhku sesak terhimpit kerumunan manusia-manusia ini,  mereka bersorak-sorak seakan mereka telah mengalahkan musuh mereka di medan perang.
        Ya..pagi ini menjadi lautan manusia di Betania. Aku bergerak maju untuk mengetahui apa yang terjadi disana. Namun kerumunan ini sulit untuk aku tembus, mereka sungguh banyak, bahkan untukmenapak dua langkah kedepan saja aku kewalahan.
        Aku bertanya kepada seorang ibu tua yang sedang menggengam tiga ikat daun palem. Aku bertanya kepadanya " apakah yang sedang terjadi disana ibu?". Sambil tersenyum  kepadaku, ibu tua itu menjawab " tidakkah kau mengerti bahwa Lazarus yang telah mati kini bangkit kembali karena Dia?".
        Dalam hati aku bertanya " siapakah Dia yang telah membangkitkan Lazarus yang telah mati beberapa hari yang lalu?". Akupun semakin penasaran dan berniat untuk melihat Dia.
Aku ambil dua ikat daun palem yang ada disamping kakiku dan aku mulai melangkah  maju menembus kerumunan itu.
        Dari kejauhan samar-samar aku lihat Dia, Dia yang duduk diatas keledai muda diarak dan dieluk-elukkan oleh ribuan orang di Betania ini.
Bagaikan seorang Raja diantara rakyat-rakyatnya. Dia yang berada diatas keledai itu berjalan perlahan beralaskan daun-daun palem yang mereka letakkan saat Dia dan keledainya itu melangkah.
        Sungguh rasa penasaranku semakin besar, aku terus melangkah kedepan hingga barisan depan! Kuletakkan daun-daun palem yang ada dalam genggamanku diatas tanah sebagai alas untuk keledai dan penunggangnya itu.
        Saat Dia mendekatiku dan menginjak daun palem ku, Dia tersenyum kepadaku dengan melambaikan tanganya padaku, Sungguh saat itu perasaan yang tak terduga dalam hatiku, perasaan yang berkecambuk dengan kebahagiaan tanpa akhir.
         Senyum lelaki itu seperti sumber air kehidupan bagiku, senyum yang berkharisma tinggi yang manusia manapun tidak memilikinya.
          Inikah yang mereka sebut sebagai Isa itu?? yang awal dan akhir?

Aku dan Manusia Abadi

           
 Ya Pendakian ini terasa berat, berat jika aku memikirkannya. Langkahku sudah mulai terasa gontai, air dalam toplespun tinggal beberapa tetes. Nafasku mulai sesak, tenaga ini sudah terkuras habis....aku lemah! pendakian ini adalah pendakian paling berat dalam hidupku.
       Aku berfikir dalam kelemahanku ini, berfikir  tentang perjalanan hidupku selama ini, tentang makna hidupku, karyaku, dan tentang cerita orang-orang disekelilingku.
    Sekilas terfikirkan olehku pendakianku kali ini adalah pendakian yang terakhir, yah....pendakian di puncak tertinggi di dunia inilah akan berakhirnya hidupku.
       Sejenak aku menghela nafas panjangku dan menyerahkan segalanya pada Dia yang datang untuk mengadili....sedikit rasa takut kadang menyapaku di dalam bawah sadarku.
     Namun pengelihatanku yang gelap dalam alam bawah sadarku, aku merasakan kehangatan yang menyentuhku, menyentuh bagian perutku dan mulai menghangatkan bagian dadaku, ya....aku merasakannya!! Sentuhan ini adalah sentuhan tangan, tangan yang lembut dan bijak, tangan yang mampu memberikan kedamaian dan tenaga didalam tubuhku.
Sentuhan-sentuhan lembut ini menyelamatkan aku dari kelemahanku, tenaga ini mulai pulih untuk sekedar  membuka mata. Sekali lagi aku bersyukur padaNya, ini bukan pendakianku yang terakhir!
      Perlahan aku membuka mataku setelah sekian waktu  terpejam. Terlihat cahaya api menyala di dalam tungku untuk menghangatkan aku, dan disebelah penyangga tiang rumah ini terlihat topi koboi yang menyangkut diatas tongkat ukir warna hitam, dalam  rumah yang sempit ini, hanya ada satu buah kursi, satu meja makan, dan satu tempat tidur yang ragaku sedang terbaring lemah disini.
Mendadak aku dikejutkan oleh pintu rumah yang berada disamping kiriku terbuka! Terliha diluar rumah ini sedang ada badai es yang hebat, dan dalam badai es itu munculah sesosok lelaki tua yang memakai jaket kuli tebal, sosok yang penuh wibawa dengan jenggot yang putih menghiasinya. Lelaki itu tanpa merasa kedinginan sedikitpun menghampiri dan menyapaku. Yang aku herankan adalah lelaki tua ini hidup dan beraktifitas diatas puncak tertinggi di dunia, yang orang biasa tidak akan mampu hidup dibawah -60 derajat.
Keherananku akan pria ini mendadak hilang setelah dia mmberikan aku secangkir kopi hangat.
      Ya....pria ramah ini menyelamatkan aku dari badai es 4200 diatas permukaan laut di pegunungan himalaya. Sungguh aku orang yang beruntung!
       Beberapa hari setelah aku tinggal bersama pria ini, keadaanku sudah pulih kembali, dan aku mulai mengenal pria ini lebih dekat, pria yang memiliki banyak misteri ini adalah sosok pria yang lembut, pintar, bijak, dan bernada suara yang berwibawa.
    Dia bercerita tentang banyak kisah, bahkan ribuan kisah dia ceritakan kepadaku. Dia bercerita tentang pelukis da vici yang katanya adalah teman dekatnya, dan tentang napoleon yang kata dia adalah sebagai penasehat bahkan yang lebih mengejutkanku dia bercerita tentang Yesus akan Daud dan perjalananya.
      Aku tertawa dalam hatiku, jikalau benar Da vici, Napoleon, dan Yesus adalah orang-orang yang berada di dekatnya berarti berapakah usianya saat ini? lebih dari 2000 tahunkah? mungkinkah manusia hidup selama  itu?
Ataukah cerita-cerita yang Ia utarakan adalah kebohongan belaka? Namun jika aku pikir, ini bukanlah saat yang tepat untuk berbohong padaku.
     Namun jika semua cerita yang ia utarakan adalah benar, manusia macam apakah orang ini?
    Ia mengakui bahwa ia hidup di jaman Yesus, saat itu usianya 26 tahun saat mengikuti Yesus, dan Yesus adalah teman masa kecilnya. Yesus kecil adalah Seorang anak yang nakal, namun memiliki jiwa pemimpin yang besar, Yesus kecil adalah orang yang  baik yang sering membagikan permen miliknya kepada teman-temanya walaupun ia sendiri tidak mendapatkan bagian permenya. Yesus kecilsuka berbagi walapun kadang kenakalanya sering membuat warga jengkel padanya. Yah....Yesus kecil adalah anak seorang tukang kayu, yang lucu dan menyenangkan, dan semua orang menyukainya, sekali lagi ia  katakan bahwa pria tua ini adalah sahabat karib Yesus.
      Sungguh menakjubkan pria tua ini....
      Ia hidup hampir 2000 tahun lebih, karunia macam apakah ini?
     Ia bilang bahwa ia mampu hidup selama ini adalah kehendak Yesus, dan ia berkata bahwa ini bukanlah karunia! ini semacam peran atau bahkan kutukan yang harus ia jalani.
    Ia telah melakoni segala peran kehidupan manusia selama lebih dari 2000 tahun, dan ia juga bercerita bahwa ia pernah menikah dan memiliki beberapa anak yang satu persatu meninggal mendahuluinya dan rasa sakit kehilangan orang-orang yang dicintainyalah yang dia anggap sebagai suatu kutukan!
    Dia bercerita tentang kisah-kisah sejarah itu secara detail, dan ia juga mengenal seluruh lakon-lakonya.
     Kini ia, ingin beristirahat, ya....dia lelah akan semua cerita-cerita tentang manusia, tentang kebahagiaan sejenak dan tentang perihnya kehilangan orang-orang yang dicintainya.
Kini ia lari dan  bersembunyi diatas puncak tertinggi di dunia, di Himalaya inilah ia beristirahat, menjauh dari manusia, menjauh dari cerita-cerita makhluk ciptaan Tuhan ini.
Ia sudah lelah, dia akan hidup sendiri tanpa bantuan dari siapapun, menyepi dan menunggu seorang akan keturunan Daud datang kembali ke dunia ini.
      Ya....dia akan terbebas dari bebanya saat ini sampai saat Dia (Yesus) datang menghakimi.
Tak terasa  aku sudah dua bulan bersama lelaki tua ini, dua bulan aku merasa mengenal dunia, dua bulan pula aku belajar tentang hidup dari dia, sampai saat aku merasa kuat untuk kembali turun dari puncak Himalaya ini dan kembali mambaur dengan manusia-manusia dan menjalani peranku di dunia ini.
    Ya....seperti mimpi, perjalanan pendakian ke Himalaya ini, sampai saat aku tersadar aku sudah kembali ke Indonesia dan menuliskan cerita ini, malam ini 3 September 2011.
Ya.... bertemu dengan manusia berumur sekitar 2011 tahun adalah suatu pengalaman yang menakjubkan bagiku.
   Menyimak dan membongkar rahasia-rahasia dunia adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Dan entah apa yang ia ceritakan kepadaku adalah kebohongan atau tidak, setidaknya lelaki tua itu telah menyelamatkan aku dari badai es di puncak Himalaya, dan cerita-cerita dia adalah sebagai penghangat hatiku saat itu.
       Dan taukah, bahwa lelaki tua yang aku temui adalah salah satu korban yang selamat dari tenggelamnya kapal Titanic tahun 1912 silam.

Kenapa Saya Nulis?

Gak tau kenapa saya suka nulis, selain gambar, dan musik, menulis adalah kesukaan saya sebelum beranjak tidur, entah itu nulis puisi, nulis cerita, atau yang lainnya... nulis itu seperti mengalir saja, gak terlalu ribet untuk berfikir, dan itu yang saya suka.
Dan yang saya tau menulis itu bukan suatu bentuk kejahatan...melainkan seni, entah berguna atau tidak bagi saya sendiri maupun orang lain dan teman-teman yang penting saya mau nulis dan nulis... matur suwun!!